Demo DPR Ricuh, Penjarahan dan Vandalisme Warnai Aksi
Situasi
demonstrasi kemarin kian “memanas”. Media sosial dipenuhi seruan yang
berpotensi memicu provokasi. Berdasarkan data lapangan, sejumlah orang di
tengah kerumunan terlihat membawa berbagai barang yang diduga berasal dari
perkantoran di sekitar lokasi aksi. Dilansir dari Okezone.com, beberapa
orang terlihat membawa pagar, besi, komputer, kursi, hingga lemari besi.
Bahkan, ada yang kedapatan membawa pompa air dari kawasan Mako Brimob.
Barang-barang yang diduga hasil penjarahan tersebut dibawa ke arah Jalan Kramat
Raya. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan
keterangan resmi mengenai dugaan penjarahan tersebut.
Situasi serupa juga dialami PT MRT
Jakarta. Perusahaan tersebut melaporkan insiden serius terkait fasilitas mereka
saat demonstrasi pada Jumat, 29 Agustus 2025. Sebanyak 13 stasiun MRT
diperiksa, dan Stasiun Istora Mandiri mengalami kerusakan paling parah karena
menjadi pusat konsentrasi massa. Plt Kepala Divisi Corporate Secretary MRT
Jakarta, Ahmad Pratomo, menyatakan bahwa kerusakan meliputi pintu masuk
stasiun, kaca pecah, perusakan CCTV, dan aksi vandalisme. Penjarahan juga
dilaporkan terjadi. Isi beberapa mesin penjual otomatis (vending machine)
dilaporkan hilang.
Kerusakan pada CCTV menghambat proses
identifikasi pelaku dan pemantauan keamanan. Sebagai dampak, MRT Jakarta
memberlakukan pola short loop untuk menjaga keamanan dan kenyamanan
penumpang. Hingga kini, pihak manajemen masih melakukan inventarisasi sehingga
nilai kerugian belum dapat dipastikan.
Jangan terjebak provokasi. Ingat,
penjarahan bukan solusi. Tindakan tersebut hanya akan menambah masalah baru,
baik secara hukum maupun sosial. Mari jaga keamanan bersama agar aksi tetap
damai dan tujuan yang diperjuangkan tercapai tanpa kekerasan.
Penulis: Nayla Dinda
Editor: Tim Redaksi LPM
Sumber: